’’Kalau dia (Jokowi) ada hambatan psikologis, hambatan budaya, dan hambatan sosiologis, tidak mungkin membisikkan dekat kuping. Ini menunjukkan bahwa Jokowi merasa dirinya sama dengan Ganjar,’’ kata Emrus.
Isi bisikan Presiden mengenai ketahanan pangan juga makin menunjukkan ke mana bandul politik Jokowi bergerak. Jokowi seolah memberi kepercayaan kepada Ganjar untuk melanjutkan langkah strategis yang telah dia rintis khususnya dalam upaya mencegah krisis pangan di Indonesia.
’’Berarti peta kognisi Jokowi sudah terbayang bahwa Ganjarlah yang akan dilantik sebagai presiden. Kalau kita bicara psikologi komunikasi, kata-kata ini adalah pesan spontan yang mewakili perasaan Jokowi,’’ tambahnya.