Menurut Idrus, yang diinginkan di kalangan generasi muda Indonesia ke depan adalah wajah yang ramah, memiliki kohesivitas sosial, nasionalisme, sportif, dan disiplin. "Jadi tidak nyambung antara apa yang kita ingin sebagai wajah generasi muda Indonesia ke depan," kata politikus Partai Golkar ini.
Idrus mengatakan, permainan anak-anak termasuk kalangan generasi muda saat ini semuanya berbasis internet atau telepon pintar. Anehnya lagi, kata dia, tak sedikit anak-anak yang mengalami disorientasi akibat game.
"Alat yang digunakan itu tidak nyambung. Main game itu hanya dengan alat, kadang-kadang ketawa sendiri, dan yang ditonton itu kebanyakan tokoh-tokoh negara lain. Sementara kita ingin ada nasionalisme, ada sportivitas, ada kesetiakawanan sosial, dan semua ini hilang," kata mantan Sekjen Partai Golkar ini.
Beda dengan permainan tradisional sebagai instrumen yang sangat efektif membentuk kesetiakawanan. Permainan tradisional juga selaras dengan visi nawacita Presiden yaitu revolusi mental untuk membangun karakter generasi muda Indonesia.
"Permainan tradisional Indonesia ini adalah menjadi instrumen yang sangat efektif, karena di situ anak-anak bermain bersama, ada kebersamaan, ada kohesivitas sosial, ada kejujuran, ada sportivitas," kata Idrus.
Dia ingin agar permainan tradisional itu segera dipatenkan. "Di beberapa negara, permainan tradisional sudah dilakukan kajian. Sebutlah misalnya Jepang, ini sudah dikaji sedemikian rupa, agar ini tidak menjadi masalah di belakang hari, seperti dulu ada batik, kemudian tari-tarian, rendang dan lainnya," katanya.