Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa negara-negara D-8 harus berkontribusi pada pemulihan ekonomi global. Dengan potensi perdagangan antarnegara anggota yang melebihi USD1,5 triliun, dia yakin D-8 dapat berkontribusi besar dalam pemulihan ekonomi global.
"Fasilitasi perdagangan intranegara D-8 harus didorong, hambatan perdagangan harus diminimalisir, intensifikasi intraperdagangan antarnegara anggota D-8 adalah kunci. Ini akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Kemudian juga dia mengatakan bahwa D-8 harus mengembangkan teknologi digital. Menurutnya, digitalisasi, artificial intelligence, computing power, big data, dan data analytics telah melahirkan terobosan-terobosan baru. Di sisi lain juga merupakan ekonomi masa depan.
D-8 memiliki potensi yang besar, keunggulan demografi penduduk muda D-8 sekitar 323 juta orang atau sekitar 27,3 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk muda negara G-7 sebesar 135 juta atau sekitar 17,3 persen dari total populasi.
"Investasi kepada kaum muda adalah investasi untuk masa depan. Untuk itu, inovasi harus terus ditumbuhkan, industri start-up harus terus didorong. Keunggulan D-8 sebagai negara mayoritas muslim harus dimanfaatkan. Pengembangan industri start-up berbasis syariah dapat dikembangkan," katanya.