Politik genderuwo itu juga suka mengada-adakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Sebagai contoh, kata Arya, mereka berusaha membangun kepanikan dan kebencian lewat omongan bahwa harga barang-barang naik.
Selain itu, pernyataan yang menyebut bahwa Indonesia di ambang kehancuran dan 90 persen rakyat Indonesia miskin. Menurut Arya, pernyataan-pernyataan itu tentu saja demi membangun ketakutan dan kecemasan soal masa depan Indonesia yang tak baik.
Padahal faktanya, harga barang-barang sama sekali tidak naik. Indonesia pun sama sekali tak di ambang kehancuran dan tak pula ada 90 persen masyarakat Indonesia berada dalam kemiskinan.
"Apa ada 90 persen masyarakat miskin? Padahal, kemacetan ada di mana-mana karena mobil bertambah. Bukan hanya di Jakarta, tapi juga kota di daerah," ujar Ketua DPP Partai Perindo ini.
"Lihat Lombok. Warga di sana bisa recovery dengan cepat. Aktivitas ekonomi sudah jalan lagi. Kalau miskin, kan tak mungkin bisa. Tak ada yang meminta-minta, jadi tak miskin," lanjut dia.