“Faktor manusia adalah tameng utama dari serangan siber. Bahkan dalam etika AI pun, manusia memegang peranan penting dalam menentukan bagaimana AI belajar dan bertindak,” ungkap Eryk.
Dia juga menambahkan pentingnya menguji sistem AI untuk mencegah bias dan halusinasi data, serta memastikan seluruh organisasi mematuhi regulasi Perlindungan Data Pribadi (PDP) sebagai fondasi dalam mengembangkan AI secara etis dan aman.
Deputi BSSN Slamet Aji Pamungkas mengapresiasi inisiatif Kadin menyelenggarakan seminar ini. Dia menyebut kegiatan tersebut relevan dengan agenda percepatan transformasi digital nasional yang sejatinya juga meningkatkan potensi gangguan siber.
“Saya harap acara ini menjadi langkah awal dari kolaborasi jangka panjang antara BSSN dan Kadin untuk menjaga keamanan digital Indonesia, khususnya di sektor ekonomi digital,” ujar Slamet.
CEO Cybermate Rifky Reinaldo menyoroti pentingnya pendekatan berbasis manusia dalam menangani keamanan siber. Dia menekankan mayoritas kasus pelanggaran siber masih bersumber dari kesalahan manusia.
“Kasus seperti deep fake, pemalsuan suara, phishing, hingga pencurian identitas umumnya berakar dari kelengahan manusia. Oleh karena itu, pendekatan kami di Cybermate berfokus pada edukasi dan kesadaran individu,” tandasnya.