Lalu, ada Geneeskundige Hoogeschool (Sekolah Tinggi Kedokteran) tahun 1927, serta Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra & Kemanusiaan) di Batavia dan Faculteit van Landbouwwetenschap (Fakultas Pertanian) di Bogor pada 1940.
Setahun setelah Nood-universiteit terbentuk, namanya diubah menjadi Universiteit van Indonesie pada 1947. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 1950, Universiteit van Indonesie berubah nama menjadi Universiteit Indonesia pada 1950.
Saat itu, universitas memiliki fakultas kedokteran, hukum, sastra, serta filsafat yang terletak di Jakarta. Sementara, fakultas teknik berada di Bandung, fakultas pertanian di Bogor, fakultas kedokteran gigi di Surabaya, dan fakultas ekonomi di Makassar. Pada rentang tahun 1954-1963, fakultas-fakultas yang berlokasi di luar Jakarta berkembang menjadi universitas secara terpisah.
Sebelum kampus Universitas Indonesia (UI) di Depok dibangun pada 1987, UI telah mempunyai tiga lokasi kampus di Jakarta, yaitu Salemba, Rawamangun, dan Pegangsaan Timur. Usai kampus baru didirikan di lahan seluas 320 hektare, beberapa fakultas yang di Rawamangun dipindah ke Depok, Jawa Barat.
Sedangkan, kampus di Salemba dipertahankan untuk fakultas kedokteran, fakultas kedokteran gigi, serta program pascasarjana. UI menjadi satu dari beberapa universitas yang mempunyai status Badan Hukum Milik Negara di Indonesia pada 2000.
Melansir laman ui.ac.id, saat ini UI mempunyai 14 fakultas, satu program vokasi, dan dua sekolah yaitu Sekolah Kajian Stratejik dan Global serta Sekolah Ilmu Lingkungan.
Tak hanya itu, UI juga dilengkapi dengan perpustakaan megah yang dikenal dengan The Crystal of Knowledge. Bahkan, di perpustakaan UI, tersedia beragam koleksi seperti buku, artikel jurnal, ebooks, majalah, jurnal, buletin, naskah, prosiding, hingga database online.
Jadi, demikian sejarah kampus tertua di Indonesia. Semoga bisa menambah wawasan kamu ya!