Lebih lanjut, Sigit memberikan ruang kepada seluruh pihak untuk memberikan masukan, kritik, dan saran kepada institusi Polri. Pasalnya, semua bentuk perhatian itu akan dijadikan sebagai bentuk koreksi dan evaluasi internal demi menguatkan transformasi bidang pelayanan publik serta transformasi organisasi.
Sigit memahami, menuju perubahan yang lebih baik tentunya akan melewati segala bentuk dinamika dan proses yang ada. Semua elemen menurutnya harus mampu beradaptasi dengan situasi dan perkembangan yang terjadi dewasa ini. Namun, dia optimistis hal itu dapat terwujud dengan dukungan dari seluruh pihak dan masyarakat.
"Tentunya terkait dengan transformasi di bidang pelayanan publik dan transformasi bidang organisasi, kami tentunya mohon untuk terus dikoreksi, diberikan perbaikan-perbaikan. Sehingga semakin hari kami betul-betul bisa wujudkan organisasi Polri yang modern, organisasi Polri yang melayani dan organisasi Polri yang betul-betul bisa terapkan prinsip good governance," ucap Sigit.
Kepada Pati Polri yang dianugerahi Bintang Bhayangkara Pratama, Sigit mengingatkan gelar itu diperoleh dengan proses yang tidak mudah. Dengan melewati screening, pemeriksaan internal, dan track record yang ada, kata Sigit tanda kehormatan ini harus terus dipertahankan dengan baik.
Gelar kehormatan, kata Sigit, selain membawa kebanggaan, hal itu juga memiliki segala bentuk konsekuensi yang ada. Sigit menyatakan pimpinan di Satuan Kerja (Satker) harus mampu melakukan transformasi atas apa yang telah diraih itu kepada anggota-anggotanya.
"Karena kita ingin organisasi kita makin hari jadi semakin baik. Banyak hal yang harus dibenahi. Banyak penyimpangan yang harus diperbaiki, dan tugas rekan-rekan untuk bagaimana mentransformasikan ini di Satker masing-masing menjadi teladan, merubah dan membawa perbaikan di Satker masing-masing," tutur Sigit.