JAKARTA, iNews.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan perbedaan pilihan capres-cawapres biasa terjadi. Menurutnya, perbedaan itu biasa terjadi negara demokrasi.
"Tahun yang baru ini, tahun yang penuh dengan dinamika, karena kita akan masuk ke dalam tahapan inti pemilu dan tentunya kita sampaikan bahwa di dalam pemilu selalu terjadi perbedaan pendapat, ada yang memilih pasangan A, pasangan B, pasangan C," kata Sigit dalam tayangan video di YouTube Divisi Humas Polri, dikutip Jumat (12/1/2024).
"Dan itu jamak, biasa terjadi, karena kalau tidak beda-beda maka langsung aklamasi, kan kira-kira begitu," ujarnya.
Sigit menegaskan, setiap warga negara mempunyai hak untuk memilih capres-cawapres sesuai hati nurani. Hanya saja, dia mengingatkan agar pilihan itu jangan sampai berujung fanatisme hingga menimbulkan konflik.
Dia menekankan, siapa pun yang terpilih sebagai presiden harus bisa meredam konflik yang muncul akibat perbedaan pendapat tersebut. Selain itu, tugas pemimpin terpilih adalah melanjutkan dan meningkatkan prestasi pemerintahan sebelumnya.
"Kita menginginkan siapa pun pemimpin yang saat ini kemudian naik menjadi pasangan calon tentulah para pemimpin-pemimpin terbaik," katanya.
"Yang kita cari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan, bukan karena perbedaan akhirnya, bukan pemimpin yang kita cari, tapi yang kita pelihara perbedaan terus dan kemudian itu kita bawa dalam konflik," ujarnya.