Indonesia dinilai memiliki kekayaan budaya yang luar biasa beragam. Kekayaan ini belum seluruhnya digali secara optimal, terlebih di era digital saat ini. Menurutnya, potensi budaya Indonesia bahkan bisa menjadi kekuatan besar di dunia internasional.
“Passion saya sebenarnya lebih banyak di kebudayaan karena menurut saya kebudayaan ini adalah rohnya bangsa kita. Di bidang kebudayaan kita ini memang mempunyai kekuatan yang luar biasa. The Power of culture ini yang menurut saya harus kita maksimalkan,” tuturnya.
Selain Fadli Zon, UNS juga memberikan penghargaan serupa untuk kategori Javanese Cultural Ambassador to the World kepada Prof Sumarsam.
Prof Sumarsam menyampaikan refleksi atas perjalanan hidupnya di dunia seni dan akademik. Ia menceritakan bagaimana sejak kecil hidupnya diisi dengan gamelan dan kesenian Jawa. Baru di usia dewasa, ia mulai menekuni sisi akademik dari budaya Jawa.
“Awalnya dari umur 7 tahun sampai umur 20 tahun hidup saya berkesenian tidak lebih dari main dan mengajar gamelan. Baru mulai tahun 1964 saya memikirkan analisa akademik, itupun terbatas pada penyajian dan analisa komposisi gendhing,” tutur Prof. Sumarsam.
Prof. Sumarsam merupakan salah satu akademisi Indonesia yang dikenal luas di mancanegara. Beliau telah mengajar gamelan dan studi budaya Jawa di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Sosoknya juga aktif meneliti dan menulis tentang musik tradisional Jawa dalam berbagai forum internasional.