Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf Jadi Anggota Komisi Indo-Pasifik

Irfan Ma'ruf
Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: PBNU).

LONDON, iNews.id - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai anggota Komisi Indo-Pasifikyang dibentuk Policy Exchange, lembaga think tank terkemuka di Inggris. Komisi ini beranggotakan 16 tokoh pembuat kebijakan dari kalangan diplomat, pemimpin dunia usaha, politisi, pemimpin militer, dan sipil.

Para anggota Komisi Indo-Pasifik berasal dari Inggris, Amerika Serikat, dan seantero negara-negara di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Jepang, India, Korea Selatan, Australia, Indonesia dan Singapura. Indonesia diwakili Yahya Cholil Staquf.

Komisi Indo-Pasifik dibentuk untuk menyusun cetak biru (blueprint) pendekatan strategis baru terhadap kawasan Indo-Pasifik, dengan mengkaji masalah-masalah perdagangan, diplomasi, politik, pertahanan dan keamanan yang berpusat di Indo-Pasifik.

Dalam rangka itu, langkah yang ditempuh antara lain membantu membangun konsensus nasional (di Inggris) dan internasional mengenai seluk-beluk berbagai tantangan yang muncul dari kawasan Indo-Pasifik terhadap stabilitas dan kesejahteraan Dunia.

Komisi yang diketuai oleh mantan Perdana Menteri Kanada Stephen Harper itu akan menggelar kegiatan-kegiatan dan kajian-kajian di berbagai arena kebijakan yang luas. Pertama, menyangkut perkembangan ekonomi dan teknologi di Indo-Pasifik, termasuk isu “industrial decoupling” (larinya investasi industri internasional dari RRC ke negara-negara lain), hak cipta intelektual, tolok-ukur digital, kebijakan teknologi dan sains.

Kedua, menyangkut politik domestik dan internasional serta diplomasi Indo-Pasifik, khususnya menyangkut format-format komunal dan mekanisme-mekanisme permusyawaratan internasional untuk mengukuhkan tata dunia yang didasarkan atas aturan hukum.

Ketiga, menyangkut isu-isu pertahanan dan keamanan Indo-Pasifik, mulai dari “hard power” hingga perang informasi/politik, cyber security dan kekuatiran-kekuatiran baru mengenai senjata biologis dan ketahanan kesehatan.

“Komisi Indo-Pasifik ini secara tepat mengenali, negara-negara seperti Jepang, India, Korea Selatan, Australia, Indonesia dan Singapura, memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan ke arah kerja sama dagang dan kerja sama dalam menghadapi masalah-masalah politik, pertahanan dan diplomasi,” kata Stephen Harper dalam sebuah pernyataan, dikutip Selasa (21/7/2020).

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) A Muhaimin Iskandar, menyambut gembira penunjukan Katib Am PBNU. Menurut Gus Ami, panggilan Muhaimin, masuknya Yahya Cholil merupakan kebanggaan.

“Ini tugas sekaligus kesempatan yang sangat strategis. Katib Aam ada dalam posisi untuk ikut memengaruhi kebijakan jangka panjang Inggris terhadap kawasan Indo-Pasifik. Lebih jauh, mengingat hubungan tradisional yang khusus antara Inggris dengan Amerika Serikat, pada gilirannya dapat diharapkan terjadi konsolidasi kebijakan diantara kedua negara kuat itu,” katanya, Selasa (21/7/2020).

Bagi Muhaimin, ini pengembangan peran yang sangat progresif sejak Yahya Staquf menjalankan tugas sebagai Duta PKB untuk Centrist Democrat International (CDI), koalisi partai-partai politik internasional paling besar dengan lebih 150 partai anggota dari 70 negara, mulai 2018.

Untuk diketahui Ketua Komisi Indo-Pasifik Stephen Harper merupakan Ketua Umum International Democrat Union IDU), koalisi besar partai-partai politik internasional lainnya, dengan anggota 73 partai dari 63 negara.

“Selamat untuk Katib Aam," ujar Muhaimin.

Sementara itu Yahya Cholil Staquf mengaku bersedia menerima tugas ini karena melihat peluang raksasa untuk secara strategis membumikan gagasan-gagasan dari Gerakan Global Islam untuk Kemanusiaan (Humanitarian Islam) yang ditekuninya selama empat tahun terakhir ini.

Berikut daftar anggota Komisi Indo-Pasifik:
1. Stephen Harper, Kanada, mantan Perdana Menteri;
2. Claire Coutinho MP, Inggris, Sekretaris Pribadi Kanselir Rishi Sunak di Parlemen Inggris;
3. Letjen In-Bum Chun, Korea Selatan, purnawirawan perwira militer terkemuka, Tenaga Ahli Tamu di Brookings Institution, Amerika Serikat;
4. Alexander Downer, Australia, mantan Menteri Luar Negeri, mantan Komisioner Tinggi Australia untuk Inggris, dan Ketua Policy Exchange;
5. Murray McCully, New Zealand, mantan Menteri Luar Negeri;

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Nasional
12 menit lalu

Cak Imin Minta Sinergi Pemda-Swasta Kejar Target Kemiskinan Ekstrem 0 Persen

Nasional
8 hari lalu

PBNU Menyesalkan Perilaku Pendakwah Elham Yahya: Jaga Akhlak! 

Nasional
9 hari lalu

Isi Surat Orang Tua Predator Seks Reynhard Sinaga untuk Prabowo, Permintaannya Terungkap

Nasional
9 hari lalu

Ortu Predator Seks Reynhard Sinaga Minta Prabowo Pulangkan Anaknya ke Tanah Air

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal