“Sekarang ini banyak lulusan SMA atau sarjana yang justru menjadi pengangguran, karena keterampilan yang mereka miliki tidak sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu segera memperbaharui kurikulum pendidikan agar lulusannya dapat siap bersaing di dunia kerja,” ujar Yuliani.
Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Kemanusiaan Rombsis Indonesia, Andi Idhanursanty menjelaskan, pendidikan tentang bahaya KDRT harus dimulai dari keluarga, terutama dari orang tua. Orang tua disebut berperan penting untuk membentuk karakter dan perilaku anak-anak.
Oleh karena itu, orang tua diminta tidak hanya memberikan pendidikan formal kepada anak-anak, tetapi juga mencontohkan perilaku yang baik.
"Oleh karena itu, ibu-ibu harus percaya diri dan terus belajar untuk menghadapi tantangan, salah satunya dalam mengatasi KDRT," ujar Idhanursanty.