"Jadi dengan semua skala ini, dengan semua volume ini, dan dengan keragaman konten kami di YouTube, kami dapat menjangkau minat yang berbeda, segmen yang berbeda, generasi muda, dan di seluruh Indonesia, tidak hanya di Jawa tetapi juga di luar Jawa, di daerah pedesaan juga," tambahnya.
Angela mengatakan, YouTube telah menawarkan format konten berbeda, baik panjang maupun pendek, horizontal atau vertikal. Dengan format itu, ia menilai, pihaknya perlu membuat konten dengan semua format tersebut.
"Kami berpikir bahwa setiap konten pantas mendapatkan pendekatan yang berbeda untuk terhubung dengan audiens. Kami percaya bahwa setiap konten dapat kami format ulang sehingga dapat menjangkau audiens yang berbeda juga," kata Angela.
Ia pun mencontohkan konten serial drama, yang disajikan dalam format berbeda. Untuk di televisi, ia berkata, konten drama diracik dalam format panjang, sementara di kanal YouTube dimuat dalam durasi lebih singkat.
"Satu hal lagi, kami juga sekarang memproduksi drama mikro, tren global saat ini. Setiap episode hanya 3 menit. Dan secara keseluruhan, umpan baliknya juga bagus. Tidak hanya untuk judul-judul terbaru, tapi tahu tidak? Bahkan untuk episode yang kami unggah delapan tahun lalu, kami masih terus mengumpulkan penonton hingga hari ini. Satu episode itu mendapatkan 350 juta penayangan hari ini," ungkap Angela.