Keluarga Korban Penculikan Aktivis 98 Sesalkan Ucapan Budiman Sudjatmiko tentang Prabowo

Yohannes Tohap
Keluarga korban penculikan aktivis 98 sesalkan pernyataan Budiman Sudjatmiko terkait Prabowo tidak melanggar HAM. (Foto: iNews/Yohannes Tohap)

JAKARTA, iNews.id - Keluarga korban penculikan aktivis 98 menyesalkan pernyataan Budiman Sudjatmiko, Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dalam pernyataan tersebut, Budiman menyebutkan Prabowo tidak memiliki bukti secara hukum sebagai kriminal.

Bahkan aktivis 98 ini menyebutkan Prabowo menjadi bagian dari demokrasi dalam 25 tahun terakhir.

Hal ini pun membuat Paian Siahaan salah satu keluarga korban penculikan aktivis 98 terkejut. Paian merupakan ayah dari Ucok Munadar Siahaan yang masuk daftar 13 aktivis hilang di era Soeharto. 

"Saya sangat terkejut atas informasi ini, Budiman Sudjatmiko mengatakan pelanggaran HAM yang dilakukan Prabowo itu bukan pelanggaran tetapi tugas negara," ujar Paian saat konferensi pers Koalisi Masyarakat Sipil, Selasa (12/12/2023). 

Menurut Paian, selama 25 tahun menunggu kepastian dan keberadaan anaknya tersebut. Dia sudah hampir berputus asa dengan kondisi yang terjadi. Meski sudah melaporkan kepada Komnas HAM, prosesnya tidak pernah berlanjut. 

"Semenjak kami melakukan pencarian dan melapor itu kepada Komnas HAM. Komnas HAM telah melakukan penyelidikan, artinya Komnas HAM sebagai institusi yang dibuat negara untuk menyatakan sesuatu kasus adalah pelanggaran HAM," katanya. 

"Setelah penyelidikan Komnas HAM dan diserahkan ke Kejaksaan Agung, memang sampai hari ini Kejagung belum melakukan penyidikan dan kasus itu sebenarnya sudah sampai bolak-balik antara Komnas HAM dengan Kejagung," ucapnya. 

Paian menegaskan, pernyataan yang dibuat Budiman Sudjatmiko untuk menggiring generasi muda, khususnya gen Z yang tidak mengetahui sejarah tahun 1998. Bahkan menurutnya, pernyataan Budiman seakan membuat pengaruh yang tidak baik. 

"Kita tidak tahu apa yang ada dibenaknya Budiman Sudjatmiko saat ini. Tetapi yang jelas dia menghilangkan atau coba mengelabui rakyat, terutama generasi muda yang saat ini katanya ada hampir 60 persen sebagai pemilik suara," katanya.

Seperempat abad atau sekitar 25 tahun dalam mencari keadilan. Paian mengaku dia hingga saat ini tidak menemukan titik terang tentang anaknya. Bahkan keluarga korban sempat menemui Presiden Jokowi, namun masih belum ada penyelesaian. 

"Kami telah berjuang 25 tahun, memang sampai saat ini kami belum belum melihat ada titik terang. Kami juga dipanggil beberapa kali ke Istana dan Pak Jokowi berjanji untuk menyelesaikan ini, namun sampai saat ini belum pernah ada keputusan," ucapnya. 

Kesulitan Mengurus Administrasi

Semenjak kehilangan putranya bernama Ucok Munadar Siahaan, Paian mengaku mengalami trauma yang begitu mendalam. Hal ini terjadi saat istrinya meninggal awal tahun. Dia bercerita mengalami kesulitan dalam mengurus administrasi saat istrinya meninggal. 

Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait
Nasional
3 jam lalu

Tragedi Alvaro Kiano Guncang Publik, DPR Minta Polisi Gesit Tangani Penculikan

Megapolitan
10 jam lalu

Kronologi Penculikan dan Pembunuhan Bocah Alvaro Kiano oleh Ayah Tirinya

Megapolitan
22 jam lalu

Kronologi Ayah Tiri Alvaro Akhiri Hidup usai Jadi Tersangka, Sempat Minta Ganti Celana

Megapolitan
23 jam lalu

Terungkap! Ayah Tiri Alvaro Kiano Pernah Tulis Pesan: Gimana Caranya Gue Balas Dendam

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal