Jika kita melihat ke negara lain, contoh sukses dari penggunaan transportasi sungai dapat ditemukan di Bangkok, Thailand, dengan Chao Phraya River Express. Sistem transportasi ini mengangkut sekitar 50.000 penumpang per hari, membantu meredakan kemacetan di jalan raya Bangkok yang juga terkenal padat. Integrasi transportasi sungai dengan moda transportasi darat seperti BTS Skytrain dan MRT membantu menciptakan jaringan transportasi yang efisien di Bangkok .
Selain itu, Venice di Italia adalah contoh lain yang patut diperhatikan. Kota ini terkenal dengan penggunaan kanal-kanalnya sebagai moda transportasi utama. Transportasi air di Venice, melalui kapal vaporetto, tidak hanya melayani penduduk lokal tetapi juga wisatawan, menunjukkan bahwa moda transportasi sungai bisa efektif jika didukung oleh infrastruktur yang baik dan pola hidup masyarakat yang mendukung.
Bagi Jakarta, transportasi sungai menawarkan banyak keuntungan. Tidak hanya mengurangi beban di jalan raya, tetapi juga menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan, terutama dalam mengurangi emisi kendaraan bermotor. Namun, tantangan yang dihadapi Jakarta termasuk kualitas air sungai yang rendah dan masalah sampah yang menghambat navigasi sungai. Untuk itu, pengembangan infrastruktur seperti dermaga, perbaikan jalur air, serta sinergi dengan moda transportasi lain seperti MRT dan LRT sangat penting .
Dengan sungai-sungai besar yang melintasi Jakarta, potensi besar transportasi sungai dapat dimanfaatkan untuk mengurangi beban transportasi di darat. Namun, keberhasilan inisiatif ini akan bergantung pada dukungan infrastruktur yang memadai serta perubahan pola pikir masyarakat untuk lebih terbuka terhadap penggunaan moda transportasi baru ini.
Pembangunan Central Business Districts (CBD) Baru
Selain inovasi transportasi sungai, Ridwan Kamil juga berfokus pada pembangunan beberapa Central Business Districts (CBD) baru di berbagai wilayah Jakarta. Saat ini, sebagian besar pusat bisnis dan ekonomi terkonsentrasi di kawasan Sudirman, Thamrin, dan Kuningan, yang menyebabkan kemacetan parah di area tersebut. Dengan menciptakan CBD di wilayah-wilayah lain, seperti di Jakarta Timur atau Selatan, Ridwan berharap dapat mendistribusikan pergerakan penduduk secara lebih merata dan mengurangi tekanan lalu lintas di pusat kota.