Adapun untuk masa inkubasi cacar monyet 5 sampai 13 hari atau 5 sampai 21 hari. Di mana ada dua periode, pertama masa invasi, yakni 0 sampai 5 hari terjadi demam tinggi, sakit kepala yang berat, dan terdapat benjolan atau pembesaran kelenjar limfa di leher, kemudian di ketiak, atau selangkangan.
Kedua, masa erupsi, yakni 1 sampai 3 hari pasca demam, terjadi ruam pada kulit, ruam pada wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput lendir mata.
“Cacar monyet ini bisa sembuh sendiri setelah 2-4 minggu pascamasa inkubasinya selesai. Penyakit ini akan sembuh sendiri tidak terlalu berat. Dari negara-negara yang melaporkan kasus monkeypox hanya sekitar 10 persen pasien dirawat di rumah sakit,” ujar Syahril.
Sampai saat ini belum ada kasus kematian yang disebabkan oleh cacar monyet di negara-negara yang sudah melaporkan. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada.
“Kita diimbau untuk tetap tenang dan tetap waspada karena ini juga sangat menular dan membuat tidak nyaman bagi kita semua,” kata dia.
Adapun, yang perlu diperhatikan adalah adanya komplikasi yakni infeksi sekunder, bronkopneumonia, maupun sepsis, ensefalitis, infeksi kornea sehingga menyebabkan kebutaan.
Sebagai informasi, kasus cacat monyet di Indonesia untuk saat ini belum dilaporkan. Ada 2 laboratorium yang disiapkan oleh pemerintah untuk mendeteksi dini monkeypox yaitu Lab Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB Bogor, dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati, BKPK, Jakarta.