JAKARTA, iNews.id - Jenderal TNI Purn AM Hendropriyono memberikan dukungan khusus untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Pilpres 2024. Hendropriyono menyebut bahwa Ganjar adalah seorang individu yang memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan, sementara Mahfud MD merupakan sosok yang kompeten dalam berbagai aspek kehidupan.
Keputusan Hendropriyono ini diambil dengan tujuan untuk memastikan bahwa Indonesia dapat terus bertahan dengan teguh berlandaskan prinsip Pancasila sebagai fondasi yang kuat. Tindakannya menunjukkan komitmennya terhadap pemimpin yang mampu menjaga stabilitas dan prinsip-prinsip inti negara, serta mencerminkan dukungannya terhadap visi dan misi pasangan tersebut untuk masa depan Indonesia.
Dukungan dari tokoh seperti Hendropriyono memiliki dampak penting dalam menghadapi Pilpres 2024 karena memberikan legitimasi dan dorongan yang kuat bagi pasangan calon tersebut.
"Semua sahabat saya yang sedang bersaing jadi capres sekarang ini adalah sama-sama orang Pancasilais, sehingga tidak akan ada rasa khawatir saya terhadap hancurnya dasar filsafat negara," kata Hendropriyono di Jakarta, belum lama ini.
Hendropriyono menyatakan harapannya kepada Menko Polhukam, Mahfud MD, yang kini menjabat sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang mendampingi Ganjar Pranowo, untuk memelihara kesatuan Indonesia. Dukungan Hendropriyono kini diberikan kepada pasangan Ganjar-Mahfud karena ia berharap agar Indonesia bisa menjadi negara yang memiliki peran besar di dunia.
"Harapan kita bangsa Indonesia sangat besar kepada Mahfud Md yang pandai, bijak, jujur dan pemberani," ucapnya. Hendropriyono juga memberikan pesan kepada para tokoh utama dalam Pemilihan Presiden 2024 agar terus menjaga stabilitas dan keamanan negara.
Profesor Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono, seorang mantan Jenderal TNI, adalah seorang tokoh berpengaruh di Indonesia dengan sejumlah prestasi di berbagai bidang. Lahir pada tanggal 7 Mei 1945, karier Hendropriyono mencakup sektor-sektor seperti intelijen, politik, akademik, dan bisnis.
Hendropriyono pernah mengepalai Badan Intelijen Negara (BIN) dan menjadi guru besar pertama di dunia di bidang Filsafat Intelijen. Selama kariernya, ia mengisi berbagai posisi dalam militer, termasuk dalam Kopassus TNI AD dan berpartisipasi dalam operasi militer penting, seperti Operasi Sapu Bersih III dan Operasi Seroja di Timor Timur.
Selain pengalaman militer, Hendropriyono juga terlibat dalam birokrasi pemerintah dan pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH). Pendidikan tingginya di institusi-institusi ternama, seperti Akademi Militer Nasional dan University of the City of Manila, memberikannya pemahaman mendalam tentang administrasi, hukum dan politik.