JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan pembentukan badai tidak bisa terjadi secara mendadak. Sebelumnya, beredar informasi akan terjadi badai khususnya di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Dwikorita menjelaskan pertumbuhan badai biasanya terjadi di laut atau yang disebut sebagai Bibit Siklon yang akhirnya menjadi badai Tropis, seperti Siklon Tropis Seroja, Cempaka, dan Dahlia.
“Nah kalau badai itu mudahnya tuh kalau kita lihat tornado ya jadi apa tapi di laut, badai itu ada sirkulasi siklonik di laut dan pertumbuhannya itu tidak mendadak seketika. Jadi diawali dengan adanya area dengan tekanan rendah di Samudra ya, dapat berkembang menjadi Bibit Siklon dan akhirnya menjadi badai Tropis di Indonesia ini bisanya menjadi seperti Seroja seperti badai Cempaka, badai Dahlia,” kata Dwikorita dalam keterangan resminya, Rabu (28/12/2022).
Selain itu, Dwikorita mengatakan umumnya badai yang terbentuk di wilayah tropis terjadi di Samudra, namun ketika menyentuh Lintang 10 derajat atau garis ekuator maka badai itu akan kembali ke laut dan tidak menyentuh daratan. Hal ini diakibatkan adanya gaya coriolis yang menyebabkan udara dibelokkan ke kanan di belahan bumi utara dan ke kiri di belahan bumi selatan.
“Kita di wilayah tropis umumnya badai ini kalau terbentuk di Samudra begitu menyentuh Lintang 10 derajat ini akan membelok, meninggalkan Lintang itu karena di wilayah tropis ini ada rotasi bumi yang paling kencang itu ada di wilayah tropis ya karena jari-jari bumi yang paling panjang, akibatnya ada gaya coriolis yang menghalau badai itu untuk kembali ke laut lagi,” kata Dwikorita.
“Kecuali apabila ada yang sangat ekstrem seperti di Cempaka Dahlia itu ekornya masuk ke pulau Jawa dan juga Seroja itu bahkan masuk disitu di ekuator tadi. Untuk apa sampai saat ini tuh gejala untuk itu belum belum terjadi, baik muncul,” tandasnya.