“Beberapa waktu terakhir kita banyak mendapat informasi mengenai keluarga pasien yang meminta bantuan donor plasma konvalesen karena stok kosong di PMI. Keadaan ini seharusnya mengunggah rasa empati teman-teman penyintas untuk membantu sesamanya,” kata LaNyalla.
Ditambahkannya, gerakan donor plasma konvalesen merupakan salah satu bentuk perlawanan terhadap pandemi Covid. LaNyalla juga meminta kepada pihak yang telah mendonorkan plasma darahnya mengajak penyintas Covid lainnya untuk bersedia membantu.
“Kita harus bahu membahu untuk melawan virus ini. Berbagai cara harus kita lakukan termasuk terapi plasma darah konvalesen. Jadi para penyintas Covid-19 jangan takut untuk menjadi pendonor karena semakin banyak pendonor maka semakin banyak pasien kritis yang terselamatkan,” imbaunya.
LaNyalla juga meminta masyarakat menghentikan perdebatan terkait Covid, dan membantu pemerintah dengan mematuhi aturan PPKM Darurat. Lonjakan kasus Covid yang drastis menyebabkan rumah sakit dan tempat karantina penuh, sampai membuat tenaga kesehatan kewalahan hingga tak sedikit yang bertumbangan.
“Saya meminta dengan sangat, jangan ada yang menimbun obat atau pasokan oksigen demi mencari keuntungan. Kita semua sedang berjuang, jangan mempersulit keadaan yang sedang sulit. Bahkan karena rumah sakit penuh, banyak pasien dengan kondisi parah hanya bisa isolasi mandiri di rumah, dan tercatat sebanyak 265 orang di antaranya meninggal dunia karena tidak mendapatkan perawatan memadai. Kenyataan ini sangat memprihatinkan,” kata LaNyalla.