Selain itu, Puan juga meminta pemerintah menyiapkan akomodasi serta fasilitas tambahan bagi jemaah haji lansia dan penyandang disabilitas. Salah satunya menambah armada transportasi yang ramah bagi kelompok lansia.
"Di lapangan, saat ini pendamping haji banyak yang menggendong jemaah lansia dan penyandang disabilitas karena kekurangan transportasi yang ramah bagi mereka. Ini juga menjadi poin penting untuk evaluasi Pemerintah, karena tidak semua jemaah kita dalam keadaan sehat," katanya.
Saat ini bus ramah lansia dan difabel yang ada untuk jemaah Indonesia hanya sebanyak 25 armada transportasi. Jumlah tersebut dirasa tidak cukup mengakomodir jemaah. Terlebih, cuaca terik di Arab Saudi dan tingkat kelelahan tinggi saat menunaikan rangkaian ibadah haji menjadi kendala tersendiri.
Tak hanya itu, berbagai kendala seperti toilet, pemondokan dan fasilitas kesehatan jemaah haji Indonesia juga ditemukan, khususnya di Mina. Puan mengatakan, harus ada terobosan pengelolaan haji dari pemerintah terkait fasilitas tersebut.
“Ada jemaah haji kita yang terpaksa tidur di luar tenda karena penuh sesak, termasuk lansia. Ini menjadi pembelajaran kita bersama bagaimana memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah,” katanya.
Mantan Menko PMK ini berharap pemerintah bisa memperhatikan kualitas pendampingan dari petugas haji, terutama bagi lansia. Menurut dia, harus ada evaluasi pada bagian pendamping haji.
“Jangan sampai ada jemaah haji yang telantar karena kurangnya jumlah pendamping haji yang berdampak pada pelayanan,” katanya.