“Saya merasa teman-teman di sini tuh saling menguatkan. Di awal (masa karantina) saya sempat kangen keluarga, karena saya dari kecil sampai besar tidak pernah jauh dari keluarga. Jadi saat saya sedih, mungkin teman-teman lihat saya juga sempat nangis kangen orang tua, mereka ada saja kelakuannya biar saya ketawa,” tutur Josepha.
Dia tak menampik awalnya merasa grogi ketika bertemu ratusan catar lain dari berbagai provinsi. Akan tetapi, dia diterima rekannya dengan baik.
“Ketemu banyak teman-teman baru, pasti tetap grogi kan, pikiran sudah macam-macam lah. Saya perempuan sendiri dari polda asal, apalagi yang perempuan Tionghoa hanya saya, ada sih satu lagi calon taruna dari Jambi. Tapi seperti saya bilang tadi, ternyata teman-teman di sini penerimaannya baik banget,” kata dia.
Josepha mengatakan mengikuti seleksi Akpol membuatnya menghargai perbedaan. Dia menjadi semakin fokus serta menghargai waktu.
“Bhinneka Tunggal Ika kan berbeda-beda tapi tetap satu, nah seperti itu sih yang dirasakan. Kita di sini kompetisi supaya bisa lolos (seleksi), tapi tetap kebersamaan nomor satu. Dan pelajaran hidup yang saya dapat juga lebih menghargai waktu karena semuanya sudah terjadwal ketat, kita juga nggak boleh pegang HP jadi lebih fokus,” kata dia.
Diketahui, ada 492 catar yang mengikuti seleksi tingkat pusat Akpol di Kota Semarang. Tahap seleksi mulai dari pemeriksaan administrasi, tes akademik, asesmen mental ideologi, pemeriksaan psikologi, penelusuran mental kepribadian, uji kesamaptaan jasmani dan anthropometri hingga pemeriksaan penampilan.
Adapun seleksi ditutup dengan sidang kelulusan tingkat akhir yang digelar pada 29 Juli 2024 mendatang.