Di momen itu, ia pun bekerja di TK Aisyiyah Denpasar selama 2 tahun. Beruntungnya, ia mendapatkan beasiswa unggulan Kemendikbud yang mendapatkan fasilitas pendidikan secara gratis mulai dari biaya pendidikan, biaya hidup dan biaya buku.
“Setelah lulus ini sudah saatnya kembali dan mengabdi. Saatnya mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh di UM Surabaya,” tutur Dwi.
Selama menempuh pendidikan di UM Surabaya, tidak hanya mendapat IPK tertinggi, ia juga kerap menang dalam berbagai kompetisi tingkat regional hingga nasional. Dwi pernah menyabet juara 3 membuat permainan edukatif (SAPERE AUD), 2 kali Juara tari kreasi tradisional yang diselenggarakan UAD Yogyakarta dan Umsida secara berkelompok, juara 3 APE yang diselenggarakan Universitas PGRI Madiun.
Gadis kelahiran 1997 ini juga membagikan sejumlah tips belajar yang biasanya ia lakukan sehingga meraih IPK sempurna 4.00. Menurutnya, ia aktif dan dekat dengan dosen, serta selalu berpikir yang tidak pernah terpikirkan orang lain.