Dengan bercucuran darah dan teriakan gema ‘Merdeka dan Takbir’, para pejuang bertempur penuh semangat menumpas pasukan Inggris. Kapten Muslihat bersama pasukannya melakukan penyerangan ke markas-markas yang diduduki tentara Inggris dan sekutu, salah satunya ke kantor polisi yang berada di Jalan Banten.
Kontak senjata pecah. Pasukan Inggris dan para pejuang saling tembak. Kapten Muslihat keluar dari tempat persembunyiannya melakukan penyerangan terbuka. Dia menembaki para penjajah dan sebagian tentara Inggris tumbang. Pertempuran tidak hanya terjadi di satu wilayah Bogor, melainkan di berbagai tempat.
Dalam suatu baku tembak, timah panas musuh berhasil menembus perut Kapten Muslihat. Namun, Muslihat masih tetap berdiri menembaki para penjajah.
Timah panas kedua kembali menembus pinggang dan membuat Kapten Muslihat tumbang. Darah bercucuran dan mengalir membuat kaos putih yang dikenakannya berubah menjadi merah. Sang Kapten gugur di usia 19 tahun dan meninggalkan istri yang tengah mengandung.
Aksi heroik Kapten Muslihat juga dikenang Pemkot Bogor. Ornamen Kapten Muslihat sebagai pahlawan nasional ditampilkan di Taman Makam Pahlawan Dredet Bogor.
Pemkot Bogor juga membuat Patung Kapten Muslihat dan menempatkannya di pertigaan Jalan Merdeka. Selain merupakan tempat terjadinya pertempuran, lokasi ini juga dipilih agar patung bisa dilihat dari berbagai sisi di jantung Kota Bogor.