Selama mempersiapkan diri, Anam dibantu oleh rekannya Sandi sesama kuli bangunan. Sandi merupakan penyandang disabilitas yang mempunyai semangat tinggi dalam bekerja. Semangat itu ia tularkan kepada Anam.
“Saya bersahabat Anam dari dulu, dekat kayak saudara. Anam pengen latihan lari pagi, saya bangunin, jam 03.00 pagi. Kata Anam dia pengen lari bareng Sandi, tapi sandinya nggak bisa lari, Sandi bisa kasih dukungan dan semangat aja,” ujar Sandi.
Anam menjalani latihan fisik dengan serius, hingga mengikuti serangkaian seleksi yang begitu ketat. Sampai akhirnya ia dinyatakan lulus menjadi prajurit TNI AD. Hal itu memberikan kebahagian tersendiri bagi Anam, keluarganya, sahabatnya Sandi dan orang-orang di sekitarnya.