JAKARTA, iNews.id - Kekurangan bukan halangan untuk tidak menuntut ilmu. Hal itulah yang menjadi motivasi penyandang tuli bernama Abdurrahman Phieter Angdika yang menuntut ilmu hingga ke Amerika Serikat.
Phieter, sapaan akrabnya lahir sebagai seorang tuli. Namun, ia selalu memperkaya dirinya dengan berbagai pengetahuan dengan banyak belajar hingga akhirnya kuliah di Universitas Sanata Dharma prodi Sastra Indonesia.
Tak puas sampai di situ, Phiter pun mencoba peruntungan dengan beasiswa Pemerintah Jepang dan World Deaf Leadership (WDL) ke Amerika. Pria kelahiran 19 Juli 1990 pun berhasil lolos di Gallaudet University dan lulus dengan gelar Master of Arts in Sign Language Education.
Segudang pengalaman dan prestasi telah diraih Phieter, di antaranya mendapat Sertifikat American Sign Language Teacher Association (ASL) pada tahun 2023, menjadi Kepala Pendidikan Tunarungu Mukomi sejak tahun 2020.
Ia juga menjadi Guru Bahasa Isyarat Indonesia di Pusat Bahasa Isyarat Indonesia sejak tahun 2014 dan MA Adria Pratma Mulya selama 2014—2016 serta menjadi penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia di Layanan Bahasa Isyarat Pusat sejak 2015.
Selama studi di AS, Phieter mengaku bahwa dia mendapatkan banyak pengalaman dan bisa menikmati proses perkuliahan dengan akses bahasa isyarat secara langsung. Bahkan, perkuliahan dibantu oleh guru tuli maupun dengar dari Gallaudet University, salah satu universitas yang menyediakan pendidikan bagi penyandang tuli.