Kartini Pandjaitan mengakui jika sang ayah sangat menginginkan Luhut menjadi seorang dokter atau insinyur, bukan menjadi tentara.
“Padahal, Bapak ingin sekali Bang Luhut menjadi insinyur atau dokter,” kata Kartini.
Meski tidak sesuai keinginan ayahnya, Luhut tetap bersikeras terjun ke dunia militer. Dari situlah Luhut mengakui merasakan sejumlah 'penderitaan'.
Meski keras bekerja dan berprestasi tetapi Luhut tidak pernah mencapai puncak karier di lingkungan TNI. Dia tidak pernah menjadi Kasdam, tidak pernah menjadi Pangdam, Danjen Kopassus, KSAD, tidak juga menjadi Panglima TNI. Padahal Luhut yakin dan merasa memiliki kualifikasi, persyaratan, jasa, penghargaan dan prestasi serta jenjang kepangkatan untuk bisa menduduki semua tingkatan dan jabatan itu.
“Tapi inilah hidup, kita tidak pernah tahu apa yang digariskan oleh alam untuk kita,” kata Luhut.