Prabowo Subianto semasa bertugas di Korps Baret Merah. (Foto: IG/Prabowo Subianto).
Pil pahit kegagalan Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai Presiden justru membuat dia tergerak untuk membentuk partai politik bernama Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bersama adiknya Hashim pada tahun 2009. Saat itu, Prabowo pun gagal mencalonkan diri sebagai presiden karena partai yang baru dia bentuk belum memiliki kekuatan politik di DPR RI. Sehingga, dia memutuskan untuk berkoalisi dengan Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan diberi nama Mega Pro. Meskipun akhirnya kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres tahun 2009.
Pada tahun 2014, Prabowo kembali menyiapkan amunisi untuk bertarung merebutkan kursi nomor satu di Indonesia. Dia saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa dan bertarung dengan Jokowi-Jusuf Kalla. Lagi-lagi, Prabowo kalah. Banyak pakar politik menilai bahwa elektabilitas Partai Gerindra saat itu masih kecil sehingga menjadi penyebab kekalahannya.
Tidak berhenti disitu, perjalanan Prabowo Subianto tak pernah padam untuk kembali bertarung di Pilpres 2019. Kali ini, Prabowo menggandeng Sandiaga Uno namun kembali kalah. Tapi dia justru menerima tawaran Jokowi yang menjadi pemenang pilpres masuk kabinet untuk menduduki kursi Menteri Pertahanan (Menhan).Prabowo Subianto bersama Megawati Soekarnoputri. (Foto: Dok. Okezone)
Perjalanan panjang Prabowo membuahkan hasil. Pada Pilpres 2024, Prabowo yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra pertama Jokowi itu ikut berkontestasi dalam perebutan kursi Kepala Negara. Perjuangan tanpa henti dan jatuh bangun Prabowo Subianto dari militer, bisnis hingga politik lah yang mengantarkannya menjadi Presiden Republik Indonesia.