"Kami cari makanan, apa pun itu, kelapa, kami berenang biar gak hanyut," ujarnya.
"Ada nasi beras dikit, kami masak pakai api, sesendok-sendok satu orang, itu pun diprioritaskan untuk anak-anak. Kami (orang dewasa) gak usah (makan)," katanya.
Wahyu menerangkan, dia dan 50 orang lainnya terjebak di lantai dua rumah selama lima hari dengan logistik seadanya. Hingga akhirnya di hari keenam pagi, air mulai surut, tapi tetap bertahan di lantai dua rumah tersebut.
"Selama itu, ya, gak ada logistik, ada pun sisa-sisa apa yang dikasih. Kami bertahan dengan makan apa pun, buah kates, pisang," ungkap Wahyu.