Melansir dari berbagai sumber, mengandalkan mulut dan kaki kirinya, Agus mampu menciptakan karya-karya lukisan yang luar biasa. Berkat keahliannya itu juga, ia bisa pameran dan gratis keliling dunia.
Kisah itu bermula dari sebuah informasi di majalah yang dibawa salah satu tetangganya. Dalam majalah itu, terdapat informasi mengenai Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA) di Swiss yang tengah mencari orang dengan kemampuan melukis menggunakan mulut dan kaki.
Membaca itu, Agus tergerak langsung mengirim enam lukisan terbaiknya ke cabang yayasan AMFPA yang berada di Jakarta. Gayung pun bersambut. Tim dari AMFPA langsung mendatangi kediaman Agus dan mengapresiasi karya pelukis berkebutuhan khusus tersebut.
Agus pun diterima sebagai calon anggota (student member) AMFPA pada September 1989. Setelah masuk AMFPA, Agus sering diundang ke luar negeri dan karya-karyanya bersanding dengan pelukis-pelukis difabel dari seluruh dunia.
Kini, bersama sembilan pelukis difabel Indonesia yang masuk AMFPA, Agus terus berkarya membuat lukisan-lukisan yang indah. Semoga kisah sukses Agus Yusuf bisa menginspirasi kita untuk semangat di tengah keterbatasan ya!