Apa harapan Anda terkait adanya polarisasi masyarakat pascapemilu?
Kita ini kan berkompetisi. 01 dan 02 itu berkompetisi. Dan kompetisi itu sudah selesai setelah kehendak rakyat ditentukan tanggal 17 April yang lalu. Sudah, sudah selesai. Seharusnya kita berangkulan kembali, bersatu. Rukun bersatu untuk berkompetisi dengan negara-negara lain.
Kompetisi sebenarnya adalah kita dengan negara-negara lain. Kompetisi dalam hal peningkatan investasi, ekspor-ekspor yang kita produksi, kompetisi sumber daya manusia (SDM) kita dengan mereka. Saya kira itulah kompetisi sebenarnya. Kalau kompetisi (pemilu) sekarang sudah selesai.
Jika dianggap sudah selesai, apakah hasil real count KPU tidak akan jauh berbeda dengan quick count lembaga-lembaga survei Tanah Air?
Semua sudah jelas dan gamblang. Quick count sudah jelas dan gamblang. Itu dari pengalaman pilpres lalu, pilgub, pilihan bupati/wali kota. Yang saya alami juga. Saya sudah mengalami berapa kali, pilihan wali kota dua kali, pilgub satu kali, tapi dua kali karena dua putaran, pilpres dua kali, jadi sudah lima kali.
Yang namanya quick count tidak pernah meleset. 99 persen akurasinya. Tidak pernah keluarlah. Kalau beda-beda, ya 1 persen, kalau itu ada margin of error. Artinya kembali lagi, ini sudah gamblang. Kalau kita senang pada ilmu pengetahuan, statistik bukan survei, quick count itu bukan survei lho. Metode penghitungan yang akurasinya betul-betul akurat. Jadi sebetulnya apa lagi? Bahwa formalnya kita sabar menunggu real count KPU, ya. Sekarang kita berangkulan bersatu, rukun. Karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, persaudaraan.
Ada upaya rekonsiliasi dengan pasangan 02?
Saya tidak ngerti sebenarnya yang mau direkonsiliasi itu apa? Kita ini juga tidak kayak musuhan. Ndak. Ini kan kompetisi. Kemudian kompetisi sudah selesai. Di bawah pun sudah kembali pada kehidupan sehari-hari. Yang bekerja kembali kerja, yang ke sawah ke sawah, yang melaut juga melaut. Sudah seperti itu. Berilah pendidikan politik yang baik pada rakyat.
Ada rencana bertemu Pak Prabowo Subianto?
Ya kan kita sudah berusaha mengutus. Tapi belum ketemu. Tidak tahu belum ketemu waktunya atau belum pas waktunya. Tapi sekali lagi saya sampaikan bahwa persahabatan, persaudaraan, silaturahmi jangan sampai putuslah. Saya dengan Pak Prabowo, saya dengan Pak Sandiaga Uno.
Ada rencana untuk membuka koalisi dengan kubu 02?
Masih terlalu dinilah, kita ngomong masuk ke pemerintah. Tapi kalau ketemu dalam komunikasi politik, ya kenapa tidak? Ketemu Pak Zul (Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan), ya ndak papa, komunikasi. (*)