Maruli juga menjelaskan bahwa TNI AD telah memborong jembatan Armco langsung dari pabrik dalam tiga tahap pengerjaan demi mempercepat akses transportasi masyarakat. Namun, sebagian dari pembelian tersebut masih berstatus utang kepada pihak pabrik.
"Untuk Armco sampai pabrik-pabriknya itu kita borong semua, Pak, habis. Suruh bikin lagi, habis. Sudah tiga tahap kita sudah kerjakan. Itu pun ya saya nanti bisik-bisik Bapak aja, Pak, itu masih utang, Pak. Jadi nggak ada masalah sebetulnya bisa masih bisa berlanjut, dan saya meyakini, iya, Pak, saya pura-pura lihat Bapak, Pak," ujar Maruli.
Mendengar hal itu, Purbaya mengaku baru menyadari bahwa pihak TNI AD harus menanggung beban utang untuk mempercepat perbaikan infrastruktur di lokasi bencana. Padahal, selama ini ia merasa proses pencairan dana di balik layar berjalan tanpa hambatan melalui satu pintu.
"Jadi, kalau peran Menteri Keuangan agak sedikit, Pak, karena kami di belakang. Kami cuma ya bayar kalau ada tagihan," kata Purbaya
Ketidaktahuan Purbaya mengenai tunggakan biaya pembangunan tersebut terungkap saat ia duduk berdampingan dengan Jenderal Maruli. Ia pun berkelakar mengenai nasib tagihan yang belum terbayarkan tersebut.