Karena itu, bagi Sazali, pemerintah selama 10 tahun terakhir telah memperkuat pondasi pertanian menjadi lebih modern. Dia berharap, pembangunan pertanian mendapat dukungan yang lebih kuat dari semua pihak. "Mekanisasi itu menghemat biaya produksi dan juga mampu menekan losses," ucapnya.
Seperti diketahui, penggunaan mekanisasi mampu meningkatkan luas lahan yang menyempit akibat konversi yang setiap tahunnya mencapai 110.000 hektare. Mekanisasi juga membuat usaha tani lebih efisien karena mampu menurunkan losses. Saat ini, potensi industri alat dan mesin pertanian di Indonesia pun sudah cukup besar.
Jumlah industri berskala besar telah mencapai tiga perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai 955.550. Sementara itu, untuk kapasitas perusahan menengah mencapai 30 dengan kapasitas produksi 135.000. Adapun untuk skala kecil atau bengkel alsintan mencapai 1.063 dengan kapasitas produksi 15.000.
Sementara untuk jenis alsintan yang diproduksi meliputi engine, traktor, dryer, combane harvester, pompa air, mesin pengering, threster dan pemipih jagung. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) juga sudah mendistribusikan bantuan mekanisasi sejak 2015 hingga 2021.
Kemudian, bantuan traktor roda empat pun telah digelontorkan dengan jumlah mencapai 13.878 unit. Tak hanya itu, beberapa bantuan lain di antaraya, yaitu traktor roda dua 152.779 unit, pompa air 121.574 unit, rice transplanter 20.653 unit, serta hand spayer mencapai 167.142 unit.