Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah Yudiawati V. Windarrusliana, menyampaikan pihaknya terus bekerja keras agar satuan pendidikan benar-benar memahami sistem informasi manajemen talenta ini.
“Oleh karena itu, setiap kegiatan harus disampaikan kepada kepala sekolah, tenaga pendidik, dan siswa. Kami juga bekerja sama dengan organisasi pendidikan seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Guru Indonesia (IGI) untuk menyebarluaskan informasi ini.” ujarnya.
Lebih lanjut, Yudiawati mengatakan, “Yang terpenting adalah memberikan penghargaan kepada satuan pendidikan yang telah berupaya keras untuk menyosialisasikan aplikasi SIMT kepada siswanya, sehingga mereka tahu cara menggunakan aplikasi ini dengan baik. Dengan implementasi maksimal SIMT, harapan atau prestasi siswa akan tercatat dengan baik.”
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Singaraja Made Sri Astiti menuturkan bahwa SIMT membantu sekolah-sekolah dalam proses PPDB karena dapat melihat data siswa berprestasi di bidang akademik maupun nonakademik. Selanjutnya, para siswa diberikan pembinaan secara rutin hingga berlanjut kepada lomba yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Dia pun mengajak sejawatnya untuk segera mencoba dan memanfaatkan Kurasi Talenta dan SIMT agar siswa-siswa berprestasi dapat tercatat di pangkalan data SIMT. “Data tersebut sangat penting karena dapat menjadi portofolio bagi karier siswa kedepannya, baik beasiswa maupun pekerjaan,” katanya.
Fasilitasi Karier Belajar Siswa
Sebelumnya, Tatang Muttaqin mengungkapkan bahwa pemerintah khususnya Kemendikbudristek berupaya untuk menyelenggarakan berbagai ajang prestasi. Melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia, menyelenggarakan sekitar 42 ajang. Selain itu, masyarakat, pihak swasta, BUMN, dan lainnya juga menyelenggarakan berbagai ajang talenta atau kompetisi, baik akademik maupun nonakademik.
“Untuk memastikan bahwa semua ajang tersebut benar-benar merepresentasikan portofolio dan kemampuan siswa, maka langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kurasi. Dalam konteks pendidikan, ini mirip dengan proses akreditasi yang digunakan di satuan pendidikan,” ujarnya.