Keputusan itu tertuang dalam maklumat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijah 1445 H yang ditandatangani oleh Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir beserta dan Sekretaris Mohammad Sayuti di Yogyakarta pada 12 Januari 2024.
"Idul Adha (10 Zulhijah 1445 H) jatuh pada hari Senin Kliwon, 17 Juni 2024 M," bunyi surat tersebut.
Dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id, wujudul hilal digunakan Muhammadiyah untuk menentukan awal bulan kamariah. Metode ini mensyaratkan bulan kamariah baru dimulai saat matahari terbenam pada hari ke-29 bulan berjalan.
Selain itu, ada tiga syarat yang harus terpenuhi seperti telah terjadi konjungsi (ijtimak), konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam dan pada saat matahari terbenam, bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.
Apabila salah satu dari ketiga syarat itu tidak terpenuhi, maka bulan digenapkan menjadi 30 hari.
Muhammadiyah menjelaskan, konjungsi belum terjadi pada 29 Zulqa'dah 1445 H atau 6 Juni 2024 maghrib atau berdasarkan kalender Muhammadiyah.
Konjungsi terjadi pada pukul 19.04 WIB. Oleh karena itu, syarat memulai bulan baru tidak terpenuhi sehingga Zulqa'dah 1445 H ditetapkan 30 hari.
Berdasarkan perhitungan itu, Muhammadiyah lantas menetapkan 1 Zulhijah 1445 H ditetapkan pada Sabtu, 8 Juni 2024. Maka, Idul Adha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.