Dia menjelaskan, sebaran pola arus mikroplastik yang masuk ke lautan tidak hanya berasal dari wilayah Indonesia, namun bisa masuk dari berbagai negara lain. “Sampah plastiknya tidak hanya dari Indonesia saja karena Arus Lintas Indonesia (Arlindo) dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia,” ucapnya.
Sementara, di bagian selatan Jawa maupun di Selat Makassar menjadi jalur lewatnya arus dari Samudera Pasifik ke arah selatan menuju Selat Bali hingga ke Selatan Jawa. “Jadi tersebarnya kan luas, justru itulah kami ingin melihat lebih jauh,” katanya.
Selain itu, LIPI juga tengah melakukan riset mendalam untuk menjawab apakah kandungan mikroplastik tersebut memang terkonsentrasi dalam jumlah besar di perairan Indonesia. Nugroho menyebutkan, untuk mengungkap penelitian mikroplastik, setidaknya LIPI membutuhkan waktu satu hingga dua tahun. Itu sudah termasuk waktu yang diperlukan untuk mengetahui pengaruh mikroplastik terhadap biota laut.
“Kita akan lihat ada tidaknya pengaruh mikroplastik, baik dari segi jumlah maupun sebarannya terhadap biota laut,” tuturnya.
Pada penelitan tersebut, LIPI akan menurunkan peneliti khusus yang menangani kandungan mikroplastik di perairan Indonesia.