Pertama, sebagai upaya mengokohkan nasionalisme Indonesia yang relijius. Apalagi bangsa Indonesia dihadapkan pada ancaman ideologi pemikiran atau isme-isme yang merusak jati diri bangsa seperti paham liberalisme, sekularisme, atheisme dan lain-lain.
Kedua, sebagai upaya memajukan pesantren sebagai soko guru pendidikan nasional yang berkontribusi besar dalam membentuk karakter generasi bangsa. Sehingga terwujud generasi muslim dan pribumi yang akan menjadi pemimpin bangsa dengan pemahaman kebangsaan yang utuh.
Ketiga, mendorong para santri agar termotivasi untuk mencintai dan meneladani para ulama terdahulu berikut karya-karyanya untuk menjaga dan melestarikan pemahaman ahlu sunnah wal jamaah.
"Kita semua berharap para santri bisa menjadi cendekiawan muslim dan pemimpin yang cerdas, berintegritas, beriman, bertakwa dan berakhlak mulia, yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia," katanya.