“Namun karena sekarang pandemi Covid-19, anggota Yonif R 613/Rja, Satpol PP Kota Tarakan dan petugas dari Dinas Kesehatan yang sedang melaksanakan tugas pengamanan PSBB di pelabuhan terlebih dahulu memastikan kesehatan keluarga yang bersangkutan,” ujarnya, Kamis (15/4/2020).
Berdasarkan hasil koordinasi dengan petugas kesehatan di Sesayap, mereka tidak diizinkan untuk masuk ke wilayah Sesayap. Penolakan ini semata-mata demi menghindari potensi penularan Covid-19.
Mendengar dirinya beserta keluarga tidak diizinkan pergi menyeberang, Nenek Salmiah shock. Dia pun menangis dan mengiba. Tak hanya itu, dia meneriakkan kata-kata “lebih baik mati dan biarkan berenang untuk menyeberang.”
Bersamaan dengan teriakan itu, Salmiah melompat ke air. Terkejut lah semua yang ada di pelabuhan. Refleks, Pratu Dodi dan Pratu Maulana yang bertugas di pelabuhan langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan.
Fardin menuturkan, Salmiah nekat melompat ke laut karena diduga shock saat mendapat berita duka bahwa orangtuanya di Sesayap meninggal dunia. Terlebih dia tidak diizinkan menyeberang.