Keputusannya menjadi seorang guru ternyata mengantarkan dia menjadi seorang kepala sekolah di kampung halamannya. Ibnu mengaku tergerak hatinya saat melihat sebuah TK yang tak memiliki guru sarjana.
“Di depan rumah saya ada TK Aisyiyah Bustanul Athfal yang jumlah keseluruhan siswa hanya 18, dan semua gurunya belum ada yang sarjana. Semua guru di sana adalah relawan dari PKK,” ucap Ibnu.
Menurutnya, di Kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau, Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, pada tahun 2018 hanya ada 3 sarjana yang lulus dari jurusan PGSD, dan semuanya bekerja di kota. Sebagai seorang yang aktif Karang Taruna dan menyukai dunia anak-anak ia berniat hanya membantu mengajar selama 1 bulan saja.
“Ketika saya mau berhenti mengajar setelah 1 bulan, banyak wali murid dari 18 siswa itu meminta saya bertahan untuk mengajar anak-anak. Mereka menyebut pembelajaran yang saya berikan selalu menarik dan menyenangkan,” tutur dia.