Korban lainnya yaitu Abdul Rakim (45) yang juga pegawai Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang tinggal di Bekasi, dia menceritakan pengalaman pahitnya itu. Dia mengaku, kejadian yang dialaminya saat mengikuti acara gathering kantornya.
"Habis makan malam ada acara debus. Tapi emang kelihatan dari jauh Krakatau udah merah. Enggak ada peringatan, tiba-tiba mati lampu, (kemudian) ombak tinggi. Kaki kena kayu," kata Abdul.
Setelah mendengar cerita dari korban, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang hadir bersama istrinya Wury Estu Handayani langsung berdoa bersama untuk kesembuhan para korban.
"Alhamdulillah masih diselamatkan, cepat sembuh," ujar Ma'ruf kemudian dilanjutkan mendoakan para korban.
Mantan rais aam PBNU ini menambahkan, keinginan menengok para korban karena dirinya merupakan bagian dari masyarakat Banten. Oleh karena itu, dia turut prihatin dan sedih dengan bencana tsunami tersebut.
"Saya merasa apa yang mereka rasakan, kami juga rasakan. Kebetulan saya dari Banten, jadi merasa mereka adalah saudara-saudara kami sekampung, sedaerah. Keprihatinan kami sangat mendalam, makanya hari ini kami menengok dan melihat," kata Ma'ruf.
Tak lupa, dia mengucapkan rasa terima kasih kepada para petugas tim SAR gabungan yang telah bekerja keras menyelamatkan para korban. "Terima kasih kepada para petugas yang menyelamatkan mereka dan merawat mereka," ujar Ma'ruf.