"Komitmen itu kemudian disanggupi (Airlangga), maka kami berdua berjabat tangan," ujarnya.
Seiring perjalanan waktu, kata Bamsoet, Airlangga tidak menunjukkan komitmen yang telah disepakati. Sebaliknya, menteri koordinator bidang perekonomian itu justu semakin menggusur habis para pendukungnya.
Jangankan melibatkan di pengisian AKD DPR, tenaga ahli yang mendukungnya saja diberhentikan dan diganti dengan sosok lain.
"Sehingga itulah yang kemudian yang pada akhirnya membuat saya pada posisi yang sulit dan tidak bisa lagi terus menerus berpegang pada posisi yang cooling down," tutur Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini.
Bamsoet menegaskan, keputusan majunya dalam pencalonan ketua umum partai Golkar bukan tanpa sebab. Dia tidak rela melihat para pendukungnya terus dikorbankan akibat tak dipenuhinya komitmen tersebut. Selain itu, keputusan ini juga atas aspirasi, dukungan dan desakan dari para kader.
"Jadi, kalau kemudian pada akhirnya hari ini saya menyatakan maju (caketum Golkar), itu karena ada komitmen yang tidak ditunjukkan atau tidak dipenuhi," kata dia.