Sentuhan floral berwarna fuchsia pada ranting-ranting juga memperkuat kesan romantis dan feminin, seolah menggambarkan bunga cinta yang sedang bermekaran.
Teknik sulam dan taburan payet di kebaya ini mencerminkan keahlian tinggi dan dedikasi dalam setiap proses pembuatannya.
Setiap detil dirancang untuk tidak hanya menonjolkan keanggunan Alyssa, tapi juga menyampaikan pesan tentang kemurnian niat dan kesucian ikatan pernikahan.
Sementara itu, Al Ghazali mengenakan beskap Jawa modern dengan nuansa senada. Balutan beludru hitam berpadu dengan sulaman emas menciptakan kesan regal yang kuat.
Motif-motif yang digunakan pada beskap Al tak hanya memperindah visual, tetapi juga mengandung filosofi mendalam.
"Balutan adat Jawa, bukan sekadar busana tapi warisan leluhur yang menyatukan dua hati dalam satu ikatan suci," tulis Al dalam caption unggahan Instagram-nya, dikutip Jumat (20/6/2025).
Kalimat ini seolah menegaskan bahwa pilihan busana yang mereka kenakan adalah bentuk penghormatan terhadap akar budaya, sekaligus sebagai simbol penyatuan dua keluarga besar dalam restu dan cinta.
Penampilan Al dilengkapi dengan blangkon dan kain batik yang diikat rapi di bagian bawah, memberikan kesan maskulin yang tetap santun dan berkelas.
Busana Al dan Alyssa dirancang dan disusun secara paralel, tidak hanya dalam warna dan material, tapi juga dalam nilai-nilai yang ingin ditampilkan.
Busana Al Ghazali dan Alyssa Daguise di ngunduh mantu ini menggambarkan keharmonisan, kekuatan cinta, serta penghormatan pada tradisi Jawa yang sarat nilai luhur.