JAKARTA, iNews.id - Apa makna Penyekeban Galungan? Bagaimana umat Hindu Bali merayakan Penyekeban Galungan?
Penyekeban biasanya dilaksanakan pada hari Minggu Pahing wuku Dungulan atau 3 hari sebelum Galungan. Penyekeban ini menjadi salah satu dari rentetan untuk menyambut Hari Raya Galungan bersamaan dengan Hari Tumpek Wariga (Pengatang), Sugihan Jawa, Sugihan Bali, dan Penyajaan.
Galungan sendiri merupakan perayaan untuk memperingati terciptanya alam semesta dan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma). Jika mengacu pada kalender masehi, Galungan dirayakan sebanyak 2 kali setiap tahun.
Di hari tersebut, umat Hindu Bali akan melakukan persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Dewa Bhatara. Maka tak heran jika akan banyak sesajen dan Penjor yang dipasang di setiap tepi jalan. Untuk makna dari Penyekeban Galungan, berikut iNews.id paparkan untuk Anda.
Secara harfiah, Penyekeban yang berasal dari kata ‘Nyekeb’ memiliki makna ‘mengekang’. Maksudnya, Penyekeban adalah hari dimana umat Hindu Bali akan mengekang atau menahan diri dari melakukan hal-hal yang dilarang agama.
Umat Hindu Bali di Hari Penyekeban harus selalu sabar dan mampu menahan amarah agar dapat merayakan Hari Raya Galungan dengan penuh kemenangan Dharma. Selain itu, Penyekeban juga menjadi ajang untuk mulai ‘nyekeb’ buah-buahan yang digunakan untuk perayaan Hari Raya Galungan.
Biasanya, pisang menjadi buah-buahan utama yang dikumpulkan pada Hari Penyekeban agar bisa matang sempurna tepat di Hari Raya Galungan. Pisang dipilih karena buah tersebut secara filosofis dinilai paling sedikit memiliki ego menurut kepercayaan umat Hindu Bali.