Abraham menilai masih maraknya praktik KKN karena bangsa ini tidak fokus pada tujuan utama reformasi.
"Kita seolah sibuk melakukan perubahan. Tapi kita tidak tahu perubahan itu untuk siapa dan menjawab kebutuhan apa," katanya.
Menurut Abraham, reformasi birokrasi yang saat ini sedang digalakkan hanya dimaknai sebagai remunerasi atau kenaikan gaji tanpa perubahan yang berarti. "Akhirnya, rakyat yang dikorbankan. Kualitas pelayanan publik rendah, pembangunan tidak merata. Di sisi lain ego sektoral semakin tinggi dan menghambat perubahan itu sendiri," kata Abraham.
Seharusnya kepentingan apa pun, termasuk kepentingan pribadi dan golongan tidak boleh mengalahkan kepentingan bangsa. Karena itulah, pegiat antikorupsi ini melontarkan gagasan untuk kembali digelorakannya reformasi.
"Jika ada kepentingan lain di luar kepentingan bangsa dan negara, maka akan menimbulkan konflik kepentingan," ujar Abraham.