"Kecerdasan Perempuan tidak boleh dipandang sebelah mata. Ada banyak sekali Perempuan cerdas nan kritis di Indonesia seperti Ibu Retno Marsudi yang saat ini berjuang keras dengan segala upaya untuk menyuarakan kedamaian di Palestina, ada ibu Sri Mulyani, Najwa Shihab, Angkie Yudistia dengan memperjuangkan berbagai hak teman-teman disabilitas," ujarnya.
Pada sesi tanya jawab, seorang tamu undangan pada acara hari ini bernama Nova, menceritakan pengalaman pribadinya yang mengalami kekerasan dan berdampak pada kesehatan mentalnya. Merespon hal tersebut, Siti Atikoh memberikan semangat, dan apresiasi dengan tindakan tepat yang dilakukan Nova.
"Yang dilakukan sudah baik dan tepat, memiliki inisiatif pribadi dengan didampingi oleh seseorang yang profesional. Kita perlu juga mencari orang yang paham dengan kondisi terkini kita. Mulai dari diri kita, kita harus saling support. Women empowered women," ujarnya.
Seorang disabilitas low vision bernama Dian, menceritakan pengalamannya yang sering mengalami kekerasan psikologis mulai dari bangku sekolah, hingga saat memasuki dunia kerja.
Merespons cerita dari Dian tersebut, Siti Atikoh berharap agar ke depan tempat-tempat umum bisa lebih inklusif.
"Belum semua tempat inklusif. Mungkin belum semua orang memahami kondisi seorang low vision," katanya.
Acara hari ini juga turut dihadiri oleh berbagai komunitas, seperti Perempuan Indonesia Pilih Ganjar (PIJAR), ExtravaGanjar, teman- teman perwakilan disabilitas, Perempuan Pengurus Tim Pemenangan Daerah (TPD), Tim Pemenangan Muda (TPM), Tim Pemenangan Daerah Ganjar-Mahfud DKI Jakarta, dan para influencer.