Marsda TNI Anumerta Fajar Adriyanto, dikenal sebagai penerbang tempur F-16 Fighting Falcon yang berdedikasi tinggi. Lulusan AAU 1992 ini memiliki karier cemerlang, pernah menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 3 (2007–2010), Komandan Lanud Manuhua, Biak (2017–2019), Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2019–2020), dan terakhir sebagai Kapoksahli Kodiklatau sejak Desember 2024.
Dia juga mencatatkan sejarah pada 3 Juli 2003, ketika bersama rekannya mengusir lima pesawat tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut AS yang melintas ilegal di wilayah udara Bawean, Jawa Timur.
Selain prestasi militernya, Fajar dikenal sebagai sosok humanis dan peduli. Menurut Koordinator Angkatan Alumni 1989 SMAN 1 Kota Malang, Rachmad Santoso, Fajar adalah pribadi rendah hati yang aktif menjaga silaturahmi melalui grup WhatsApp alumni dan kerap menyambut teman-temannya di Jakarta.
Fajar juga aktif membina penerbang muda melalui Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), tempat ia mengalami kecelakaan tragis saat menjalani misi latihan profisiensi penerbangan dengan pesawat latih Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 (PK-S126) di TPU Astana, Ciampea, Bogor.
Pesawat latih FASI yang dikemudikan Fajar bersama kopilot Roni lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja, Bogor, pada pukul 09.08 WIB, Minggu (3/8/2025). Hanya 11 menit kemudian, pada pukul 09.19 WIB, pesawat hilang kontak dan ditemukan jatuh di TPU Astana, Ciampea, Bogor.