JAKARTA, iNews.id - Hari buruh sedunia yang diperingati pada 1 Mei lalu di Jakarta dinilai bermotif politik untuk kepentingan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Salah satu agenda organisasi buruh yang disorot pada hari itu adalah deklarasi dukungan calon presiden (capres) kepada Prabowo Subianto.
Politikus PDIP Maruarar Sirait menganggap aksi buruh tersebut adalah kegiatan politik praktis yang mencederai proses demokrasi menjelang Pilpres 2019. "Kita sangat prihatin dan kecewa peristiwa kemarin. Saya ingin ini yang terakhir. Itu jangan lagi ada yang menyangkut politik praktis ke depan," kata Maruarar di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Dia pun meminta kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atau Komisi Pemiliuhan Umum (KPU) untuk mengusut kejadian bermotif politik tersebut. Bahkan, jika pelanggaran pada kegiatan tersebut masuk kategori tindak pidana, dia minta agar polisi bertindak.
"Ini masuk ranah administrasi atau ranah pidana, harus tuntas dan jelas. Tidak boleh tebang pilih. Silakan diproses, karena saya yakin Jokowi tidak pernah memerintahkan relawan melakukan hal seperti yang demikian," katanya.
Menurut dia, dengan mengusut tuntas peristiwa seperti itu, dapat menimbulkan efek jera agar kejadian serupa tidak terulang. Dia juga meminta pihak yang berwenang untuk tidak tebang pilih dalam menindaklanjutinya.