Megawati bercerita, saat itu Soekarno berbincang bersama Marhaen. Dalam perbincangan itu, Marhaen menyebut selama bertani hidupnya tercukupi namun tidak mampu mencukupi orang lain.
"Lalu beliau (Soekarno kepada Marhaen) bertanya, apakah dalam kecukupan bapak itu cukup? Iya tetapi, saya (Marhaen) tidak bisa memberikan tambahan bagi orang lain," ujar Megawati.
"Jadi itu bukannya omong kosong, jadi maksud bung Karno mengenalkan Marhaenisme oleh sebab pertanyaan kepada bapak Marhaen. Beliau menginginkan sebenarnya seluruh rakyat Indonesia, petani nelayan itu menjadi sebuah sokoguru, soko itu kan tiang, guru itu ya guru, jadi soko ini memberi pelajaran bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.