"Kita harus mengambil pelajaran terbaik dan menegaskan bahwa PDI Perjuangan selalu setia pada jalan demokrasi," katanya.
Namun, dia mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi PDIP pada Pemilu 2024 yang lalu masih lebih ringan dibandingan dengan perjuangan Bung Karno dan Megawati.
“Bung Karno menghadapi kolonialisme Belanda. Bu Mega menghadapi tekanan otoritarianisme dan mengibarkan bendera partai di bawah penindasan rezim penguasa," katanya.
Dalam hal ini, Hasto mengangkat kisah Zohran Mamdani, seorang imigran Muslim yang sukses menjadi Wali Kota New York meski hanya bermodal dana kecil, tetap didukung gagasan besar.
"Dia berani mengatakan, 'we don't need billionaires in our democracy'. Ini membuktikan bahwa 'rakyat segalanya' bisa mengalahkan paradigma 'dana segalanya'," katanya.
Dalam pembukaan Konferda dan Konfercab se-Sulawesi Selatan ini, Hasto didampingi sejumlah pimpinan pusat partai yakni; Ketua DPP Bidang Kehormatan Partai Komaruddin Watubun, Ketua DPP Bidang Kebijakan Publik dan Reformasi Birokrasi Kerakyatan Abdullah Azwar Anas dan Wakil Bendahara Umum Yuke Yurike.