TANGERANG SELATAN, iNews.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi tuan rumah bagi Seminar Internasional bertajuk “Indonesia’s Contribution to Contemporary Global Peace and Conflict Resolution” pada Kamis (27/11/2025). Forum ini digelar untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai penyeimbang moral dan juru bicara perdamaian di tengah gejolak global.
Seminar ini dibuka dengan keynote speech oleh Menteri Agama, Prof Dr KH Nasaruddin Umar , dan sambutan dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Asep Saepudin Jahar.
Menag Nasaruddin Umar menegaskan bahwa meskipun konflik global didorong oleh faktor ekonomi dan politik, Indonesia memiliki modalitas besar dan amanat konstitusi untuk menjaga perdamaian dunia, terutama sebagai negara Muslim terbesar.
Menag secara khusus menyoroti konsistensi Indonesia dalam konflik Israel-Palestina, yang merupakan manifestasi solidaritas ukhuwwah Islamiyyah.
"Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam KTT tersebut menegaskan posisi Indonesia yang disegani untuk mengambil peran nyata dalam diplomasi perdamaian global," ujar Menag, merujuk pada ketegasan Presiden Prabowo dalam Sidang Umum ke-80 PBB yang mendukung penuh Solusi Dua Negara (Two-State Solution).
Selain diplomasi politik, peran Indonesia diperkuat oleh diplomasi kemanusiaan, seperti pengiriman tim medis, pembangunan rumah sakit, dan keterlibatan masyarakat sipil.
Sebagai tindak lanjut konkret dari pernyataan Presiden Prabowo di PBB, Menag Nasaruddin Umar mengumumkan inisiatif Kemenag untuk memperkuat kontribusi Indonesia melalui sektor pendidikan.
“Kalau ada 1.000 mahasiswa Palestina mau belajar di Indonesia, kita siap. Kita punya 58 UIN, tinggal dibagi saja. Itu ringan untuk kita, dan itu sekaligus menguatkan nama besar Indonesia dan Pak Prabowo,” ujar Menag usai seminar.
Menag menekankan perlunya Kemenag mengartikulasikan gagasan cerdas Presiden tersebut secara cepat melalui rangkaian seminar di berbagai daerah. Hasil dari rangkaian seminar ini akan dirumuskan secara komprehensif oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebelum diserahkan kepada Presiden melalui Kementerian Luar Negeri.