Senada dengan Menag, anggota Amirul Hajj yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Ahmad Baedlowi mengatakan, Saudi dan Indonesia sebenarnya menggunakan sistem yang sama yakni rukyatul hilal.
"Hanya saja untuk posisi hilal di Saudi sudah di atas 2 derajat sehingga memungkinkan terlihat, sementara di Indonesia di bawah 0 derajat, tidak mungkin terlihat,” ujarnya.
Kiai Baidlowi menambahkan, wilayatul hukmi Indonesia mencakup anggota MABIMS yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura. “Tidak bisa kemudian kita mengikuti konsep rukyatul hilal global karena masing-masing wilayah ada mathla’ (tempat terbitnya hilal) nya sendiri,” katanya.
Meski begitu, sejumlah umat Islam di Tanah Air sudah melaksanakan salat Idul Adha pada Selasa (21/8/2018). Atas perbedaan tersebut, MUI berharap umat bisa menerima perbedaan itu dengan dewasa, sikap tasamuh, dan saling menghormati.
”Kami mengharapkan kepada umat Islam untuk bisa menerima perbedaan Idul Adha 1439 H dengan sikap dewasa, tasamuh, toleran, dan saling menghargai pendapat masing-masing,” kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi.