JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan perubahan iklim berdampak pada meningkatnya angka perkawinan anak. Mengutip laporan Save the Children the Global Girlhood Report 2023, 2 dari 3 perkawinan anak terjadi di wilayah paling terdampak perubahan iklim.
"Kerawanan pangan sebagai dampak kekeringan berkontribusi pada kemiskinan dan mendorong peningkatan angka perkawinan anak serta prevalensi stunting," kata Menko PMK diwakili Deputi Peningkatan Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Untuk itu, kata Srihastuti, Muhadjir menegaskan pemerintah telah menyiapkan strategi sebagai upaya menghadapi dampak perubahan iklim ke depan. Fokus strategi tersebut meliputi penguatan ketahanan infrastruktur, teknologi, tata kelola dan pendanaan, serta meningkatkan peran masyarakat.
Selain itu, peningkatan resiliensi terhadap perubahan iklim akan memengaruhi kapasitas dalam mencapai target Indonesia Emas 2045.
"Untuk itu, kita harus terus memperkuat basis pengetahuan melalui pengembangan kegiatan riset, teknologi, dan inovasi terkait perubahan iklim dan dampaknya, agar berbagai kebijakan dapat disusun berbasis bukti atau evidence-based policy," ujarnya.
Pada kesempatan itu, lanjutnya, Muhadjir mengapresiasi Save the Children Indonesia yang telah melakukan kajian cepat pada 2023 melalui unit penelitian CERDAS tentang Aksi Adaptasi dan Antisipatif Perubahan Iklim di provinsi NTT dan NTB dengan fokus wilayah Sumba Timur, Lombok Barat, dan Kupang.